Fujitsu bekerjasama dengan situs desain Designboom menyelenggarakan lomba yang berkaitan dengan komputer masa depan. Nah dari lomba-lomba inilah muncul ide-ide bagaimana komputer kelak di masa depan. Apa saja inovasi-inovasi tersebut yuk kita lihat satu persatu:
Si tongkat pintar, begitulah julukan dari The Aid karya Egle Ugintaite of Lithuania berhasil memperoleh grand prize $42.000, apa yang membuat tongkat ini spesial? tongkat ini dilengkapi dengan sensor tekanan darah, mampu mengukur denyut nadi, dan temperatur. Layar LCD pada gesper menampilkan data kesehatan. Dan jika saat-saat terburuk terjadi pemilik tinggal menekan tombol SOS, data dari tongkat ini langsung dikirimkan ke pusat bantuan terdekat. Konsep yang menarik bukan?
Ini dia runner up kita, berhasil mengantongi $14,000 dalam kategori Lifebook jatuh ke tangan Philipp Schaake dari Jerman dengan laptop konsep Crowd, sebuah PC untuk konsumen yang memiliki beragam mood. Uniknya laptop ini bisa dipisahkan antara keyboard dengan layar-nya. Dan juga dalam kondisi tertutup laptop masih bisa dioperasikan, mirip dengan teknologi Windows Vista. Dilengkapi juga dengan haptic interface.
Jika kebanyakan laptop hanya bisa membuka ke satu arah, laptop yang satu ini beda karena layarnya bisa bergeser, lihat saja konsep diatas. Laptop konsep bernama Anderson karya desainer Hong Kong, Ma Yiwei dan Tao Ying ini cukup kompak karena hanya 6,5 inchi dan setebal setengah inch. Jika anda sedang berdiri pilihlah mode landscape, dan jika anda duduk pakailah mode portrait seperti memakai laptop biasa. Atas desainnya ini duo desainer Hong Kong tersebut berhak mengantongi $ 1.400
Kali ini desainer Korea Selatan unjuk gigi, laptop karya Yonggu Do, Jun-se Kim, dan Eun-ha Seo bernama ecopad ini cukup unik karena menggunakan nano piezoelectricity film di bawah layar. Dengan teknologi ini setiap kali pengguna menyentuh layar maka dapat dihasilkan energi listrik.
Alat bernama Total Recall Agent ini dibuat oleh desainer Shohei Nakamura, MoonHwan Lee, dan YoungWook Jung dari Korea Selatan dan Jepang. Apa fungsi balon ini ya? Ternyata fungsinya mencatat aktifitas wisatawan, misalkan anda sedang berwisata ke suatu daerah, alat ini mengikuti anda, merekam kegiatan anda lalu menyimpannya via teknologi cloud computing, selain itu juga dilengkapi panduan wisata. Kalau menurut saya lebih baik kalau balon ini juga bisa membantu mengangkat tas.
Kali ini desainer Perancis Lou Xiaoyu datang dengan ide yang aneh, untuk menambah kemampuan PC dia merancang komponen berupa proyektor, cahaya, tongkat aromaterapi, peringatan virus, dan audio sensor yang ditempelkan ke penutup laptop. Jika tidak dibutuhkan komponen-komponen tersebut bisa disingkirkan dengan segera.
Notebook Frame Series karya Florian Langer dan Patrick Decker dari Jerman menggabungkan smartphone dengan slate terminals menjadi satu komputer utuh.
Inilah peranti yang cukup membuat saya kagum, The Flora karya desainer Jepang Yoshiki Matsuyama ini sebenarnya adalah vas digital. Bayangkan anda memiliki pacar di seberang benua nun jauh disana, lalu anda ingin mengirimnya bunga, cukup potret bunga asli disekitar anda dengan kamera 3D, upload ke vas digital anda, lalu kirim via internet ke Flora pacar anda. Simpel kan. Dan satu lagi, karena dipotret menggunakan kamera 3D gambarnya juga tampil seperti aslinya, bahkan jika anda menambahkan gambar bunga lain, vas di seberang sana juga otomatis akan mengupdate, canggih bukan?
Si tongkat pintar, begitulah julukan dari The Aid karya Egle Ugintaite of Lithuania berhasil memperoleh grand prize $42.000, apa yang membuat tongkat ini spesial? tongkat ini dilengkapi dengan sensor tekanan darah, mampu mengukur denyut nadi, dan temperatur. Layar LCD pada gesper menampilkan data kesehatan. Dan jika saat-saat terburuk terjadi pemilik tinggal menekan tombol SOS, data dari tongkat ini langsung dikirimkan ke pusat bantuan terdekat. Konsep yang menarik bukan?
Ini dia runner up kita, berhasil mengantongi $14,000 dalam kategori Lifebook jatuh ke tangan Philipp Schaake dari Jerman dengan laptop konsep Crowd, sebuah PC untuk konsumen yang memiliki beragam mood. Uniknya laptop ini bisa dipisahkan antara keyboard dengan layar-nya. Dan juga dalam kondisi tertutup laptop masih bisa dioperasikan, mirip dengan teknologi Windows Vista. Dilengkapi juga dengan haptic interface.
Jika kebanyakan laptop hanya bisa membuka ke satu arah, laptop yang satu ini beda karena layarnya bisa bergeser, lihat saja konsep diatas. Laptop konsep bernama Anderson karya desainer Hong Kong, Ma Yiwei dan Tao Ying ini cukup kompak karena hanya 6,5 inchi dan setebal setengah inch. Jika anda sedang berdiri pilihlah mode landscape, dan jika anda duduk pakailah mode portrait seperti memakai laptop biasa. Atas desainnya ini duo desainer Hong Kong tersebut berhak mengantongi $ 1.400
Kali ini desainer Korea Selatan unjuk gigi, laptop karya Yonggu Do, Jun-se Kim, dan Eun-ha Seo bernama ecopad ini cukup unik karena menggunakan nano piezoelectricity film di bawah layar. Dengan teknologi ini setiap kali pengguna menyentuh layar maka dapat dihasilkan energi listrik.
Alat bernama Total Recall Agent ini dibuat oleh desainer Shohei Nakamura, MoonHwan Lee, dan YoungWook Jung dari Korea Selatan dan Jepang. Apa fungsi balon ini ya? Ternyata fungsinya mencatat aktifitas wisatawan, misalkan anda sedang berwisata ke suatu daerah, alat ini mengikuti anda, merekam kegiatan anda lalu menyimpannya via teknologi cloud computing, selain itu juga dilengkapi panduan wisata. Kalau menurut saya lebih baik kalau balon ini juga bisa membantu mengangkat tas.
Kali ini desainer Perancis Lou Xiaoyu datang dengan ide yang aneh, untuk menambah kemampuan PC dia merancang komponen berupa proyektor, cahaya, tongkat aromaterapi, peringatan virus, dan audio sensor yang ditempelkan ke penutup laptop. Jika tidak dibutuhkan komponen-komponen tersebut bisa disingkirkan dengan segera.
Notebook Frame Series karya Florian Langer dan Patrick Decker dari Jerman menggabungkan smartphone dengan slate terminals menjadi satu komputer utuh.
Inilah peranti yang cukup membuat saya kagum, The Flora karya desainer Jepang Yoshiki Matsuyama ini sebenarnya adalah vas digital. Bayangkan anda memiliki pacar di seberang benua nun jauh disana, lalu anda ingin mengirimnya bunga, cukup potret bunga asli disekitar anda dengan kamera 3D, upload ke vas digital anda, lalu kirim via internet ke Flora pacar anda. Simpel kan. Dan satu lagi, karena dipotret menggunakan kamera 3D gambarnya juga tampil seperti aslinya, bahkan jika anda menambahkan gambar bunga lain, vas di seberang sana juga otomatis akan mengupdate, canggih bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar