Senin, 31 Oktober 2011

8 Ciri Kehidupan Seksual yang Memuaskan


Apa yang Anda pikirkan bila mendengar pasangan suami-istri yang selalu berhubungan seks secara rutin, setiap dua hari, atau seminggu tiga kali? “Mana mungkin?” atau “Ah, bohong!”, atau “Wah, senangnya! Bagaimana caranya?”

Seharusnya, Anda berusaha meniru kebiasaan baik ini, bukan menyangsikan kebenarannya. Bagaimanapun, kehidupan seks yang memuaskan tentu punya andil dalam kehidupan pernikahan yang bahagia. Memang, ada banyak hal yang membuat kita tak dapat melakukannya secara rutin. Tetapi, jangan membiarkan hal ini terjadi berlarut-larut. Anda perlu mencari tahu, bagaimana pasangan lain berhasil mewujudkan kehidupan seks yang saling memuaskan.

1. Mereka tidak membuat-buat alasan
Banyak alasan yang dilontarkan pasangan untuk menghindari seks, seperti kelelahan, lagi nggak mood, stres, atau harus menemani anak tidur. Bila ini yang terjadi, pikirkan sebaliknya: banyak alasan yang bisa kita buat untuk rutin berhubungan seks. Misalnya, seks itu bisa menghilangkan rasa nyeri, mengurangi stres, tidur lebih nyenyak, dan memotivasi kita untuk mengatasi perbedaan pendapat dengan cepat.

“Cari solusinya bersama agar Anda bisa meluangkan waktu khusus untuk bercinta,” kata Sharon Gilchrest O’Neill, terapis pernikahan dan keluarga, serta penulis buku A Short Guide to a Happy Marriage. Jika kelelahan, tidurlah lebih cepat. Bila tak punya cukup waktu, curi-curilah waktu di sela aktivitas Anda. Tetapi bila ada masalah lain yang mendasar, misalnya selalu nyeri saat berhubungan, cobalah berkonsultasi dengan dokter.

2. Mereka menjadwalkan seks
Dengan menjadwalkan seks, Anda bisa menepis semua alasan yang biasa digunakan untuk menghindari aktivitas seks. “Untuk pasangan yang sudah lama menikah, merencanakan selingan romantis akan menghasilkan pengalaman seksual yang lebih berkualitas dan lebih menyenangkan,” kata Victoria Zdrok Wilson, JD, PhD, yang menulis buku The 30-Day Sex Solution bersama suaminya, John Wilson.

Berapa frekuensi hubungan seks yang ideal, tentu tergantung kesepakatan Anda. Anda tidak harus berpatokan pada jumlah yang dilakukan pasangan lain. Satu hal penting lagi, hanya karena Anda membuat “kalender seks”, tidak berarti seks akan sekadar menjadi kewajiban. Anggap saja kalender ini sebagai foreplay.

3. Mengunci kamar tidur
Mengunci kamar tidur bukan sekadar dilakukan agar si kecil tidak mendadak masuk saat Anda dan pasangan sedang “sibuk”. Sacha Mohammed, yang sudah menikah 14 tahun dengan tujuh anak, ruangan yang terkunci akan memberikan batasan. “Saya pastikan anak-anak sudah tidur, sehingga saya dan suami bisa meluangkan waktu bersama. Anak-anak juga selalu diajarkan untuk mengetuk pintu bila ingin masuk,” katanya. Sedangkan bagi dr Zdrok Wilson, kamar yang terkunci harus dilakukan karena pasangan perlu mengusahakan kondisi optimal untuk sesi bercinta yang hebat. Selain itu, matikan pula ponsel, komputer, dan TV.

4. Menguasai quickie sex
Pasangan yang ingin terus menghidupkan kehidupan seksualnya umumnya telah sepakat bahwa quickie sex pun tetap berarti. Jika dulu Anda menghindari seks kilat karena butuh waktu untuk membuat tubuh siap melakukannya, kini pikirkan kekuatan koneksi tubuh dan pikiran. Cobalah berpikir mengenai waktu dan tempat dimana seks yang Anda lakukan begitu menyenangkan, dan gunakan sebagai semacam meditasi, untuk mengembalikan diri Anda ke momen tersebut dengan pikiran, demikian saran Gilchrest O’Neill. Quickie sex yang dilakukan pagi hari juga bisa menjadi solusi bila malam sebelumnya Anda terlalu lelah untuk melakukannya.

5. Gemar bereksperimen
Jangan bosan untuk mengekspresikan diri secara berbeda. Seimbangkan antara pilihan gaya konvensional dan yang adventurous. Terus-menerus bergaya missionary tentu akan membosankan. Namun jika kelewat liar Anda juga akan kehilangan keintiman dan kenyamanan. Karena itu bereksperimen dapat diartikan sebagai posisi, sampai keseluruhan sikap yang Anda terapkan untuk membangun keintiman. Misalnya, bercintalah di ruang tengah, atau di kamar mandi. Atau, sekalian saja lakukan di luar rumah. Sesekali buka kamar di hotel (tak harus di luar kota) juga cukup menyenangkan.

6. Selalu berkomunikasi
Selalu berkomunikasi tentu maknanya untuk selalu mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh pasangan. Sebelum menikah, bersepakatlah bahwa Anda berdua akan selalu membicarakan apapun yang ada di pikiran Anda. Anda tidak akan bisa memahami keinginan, kebutuhan, dan kesenangan pasangan, bila tak menyampaikannya, kan? Dan, jangan berasumsi. Karena apa yang hanya Anda terka seringkali tidak sesuai dengan yang terjadi.

7. Saling memercayai
Seks yang hebat adalah refleksi dari seluruh komunikasi dan hubungan yang Anda miliki bersama pasangan. Untuk menaruh kepercayaan pada pasangan, Anda harus saling berusaha untuk membangun dan mendukung. Bila Anda telah mengatakan atau melakukan sesuatu yang menyakiti hati pasangan, ia pasti jadi enggan untuk membuka diri saat berada di kamar. Kepercayaan, kenyamanan, dan ketentraman satu sama lain akan terjadi bila Anda selalu berusaha mendengarkan. “Anda harus berusaha mendengarkan pasangan Anda dengan cara yang aktif dan empatik, berusaha memercayainya, dan menunjukkan perasaan Anda sendiri,” kata Dr Zdrok Wilson. Begitu Anda merasa bagaikan “sekutu”, kehidupan seks Anda pun akan terasa lebih jujur dan lebih panas!

8. Peduli dengan penampilan dan kesehatan diri
Hanya karena Anda sudah menikah dan punya anak, tidak berarti Anda hanya pasrah mengenakan daster saat di rumah. Tiru perempuan lain yang rajin merawat diri agar suami betah bersamanya. Suami pun seharusnya juga melakukan hal yang sama untuk istrinya. Bila ia selalu menuntut Anda untuk selalu langsing, sementara ia sendiri membiarkan perutnya membuncit, itu artinya tidak adil. Ajak si dia untuk berolahraga bersama, dan sesekali ganti daster Anda dengan lingerie yang seksi. Tetaplah memulas bedak dan lipstik (tipis-tipis saja) saat di rumah. Dengan sama-sama memerhatikan penampilan, Anda dan pasangan akan terbantu untuk menjaga mood yang baik. Dengan tubuh sehat dan penampilan menarik, Anda pun bisa berbangga dengan diri Anda sendiri.

“Saat Anda merasa tidak sehat, kecapekan, sakit, atau kekurangan energi, Anda pasti akan kurang termotivasi untuk melakukan hubungan seks secara rutin,” ujar Dr Zdrok Wilson.

Sumber:kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar