Ilustrasi (foto: Thinkstock)
Kebijakan ini diterapkan oleh Evergreen High School, sebuah sekolah swasta setingkat SMA di Chicago. Menurut kepala sekolahnya, Bill Sanderson, kebijakan ini diambil agar para siswa tidak terlalu sering meninggalkan kelas saat pelajaran berlangsung.
Jika batas minta izin sebanyak 3 kali dalam 1 semester sudah terlewati, maka siswa harus menunggu pelajaran selesai untuk sekedar buang air kecil. Pelanggaran terhadap kebijakan ini bisa membuat para siswa tidak diizinkan masuk kemabli ke dalam kelas.
Namun para orangtua merasa keberatan, sebab anak-anaknya jadi merasa sungkan untuk meminta izin ketika benar-benar tidak bisa menahan hasrat untuk buang air kecil. Apalagi menurut penelitian, terlalu sering menahan buang air kecil bisa berbahaya bagi kesehatan.
Linda Gigliello misalnya, mengatakan bahwa anak perempuannya Dominique (15 tahun) punya masalah infeksi saluran kemih. Dengan kondisinya yang seperti ini, Monique tidak bisa berlama-lema menahan diri jika swaktu-waktu merasa ingin buang air kecil.
Air seni yang memenuhi kandung kemih dapat memberikan tekanan berlebih, sehingga merusak ginjal dan kandung kemih. Selain itu, bakteri yang mungkin ada di air kencing juga bisa memicu infeksi serius jika ditahan-tahan untuk tidak dikeluarkan.
Selain berbahaya, larangan untuk pergi ke toilet juga tidak bisa diterapkan pada kondisi tertentu. Jika dipaksa menahan kencing, para siswa dengan masalah inkonsistensi urin atau beser bisa ngompol di celana misalnya saat berteriak atau terbahak-bahak.
"Susah bagi anak-anak untuk menahan pipis jika ada masalah dengan kandung kemihnya. Mereka tidak boleh sungkan untuk minta izin pergi ke toilet," ungkap Dr David Zumerchik dari Southwest Urology Associates.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar